Pencari kerja yang baru saja lulus seringkali memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk mencari kerja. Antusiasme dan semangat seperti ini patut dikagumi. Akan tetapi ada beberapa kesalahan yang acapkali dipicu oleh antusiasme berlebihan seorang job seeker. Memang hal ini tidak akan menghancurkan kesempatan karir Anda di masa depan, tetapi paling tidak kesalahan berikut ini akan memberikan 'dent' atau sedikit cacat pada kesempatan Anda untuk mendapatkan pekerjaan yang baik di awal karir Anda.
Sistem sapu jagad.
Karena ingin cepat mendapatkan kerja dan menyadari bahwa karir bisa dimulai dari mana saja, maka Andapun mengirimkan lamaran dan CV ke perusahaan mana saja yang sedang membutuhkan karyawan. Hal ini memang merupakan salah satu cara membuat perusahaan dan pasar tenaga aware bahwa Anda sedang berburu kerja. Namun membabi buta melamar pekerjaan tanpa mempertimbangkan kompetensi, keterampilan dan passion hanya akan membuang waktu dan menunjukkan bahwa Anda tidak memiliki strategi dan rencana. Bayangkan jika semua perusahaan tersebut menginginkan mewawancarai Anda pada saat yang sama? Apa yang harus Anda lakukan jika ternyata setelah Anda mulai bekerja Anda tidak menyukai pekerjaan tersebut? Fokuskan pada satu atau beberapa pekerjaan yang ingin Anda kerjakan dan di perusahaan yang sesuai dengan nilai-nilai dan budaya yang Anda anut. Cara ini akan membuat proses pencarian kerja berjalan lebih efisien dan efektif. Semakin baik strategi dan taktik Anda maka semakin besar kemungkinan sukses Anda raih.
Tidak memanfaatkan network dengan maksimal.
Karena takut dengan label nepotisme maka seringkali Anda enggan memanfaatkan jejaring Anda. Padahal salah satu sumber terbesar informasi lowongan kerja berasal dari network. Selama Anda hanya membutuhkan informasi, bukan kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut, maka sah-sah saja jika Anda bertanya mengenai informasi lowongan pekerjaan kepada jejaring Anda. Network juga bisa dijadikan sumber referensi. Namun selektiflah dalam memilih siapa yang telah mengenal kinerja, kualifikasi dan kompentensi kerja Anda. Karena itulah penting untuk terus membangun dan menjaga network Anda, mulai dari kuliah, masa magang, hingga pertemanan dan relasi bisnis.
Surat lamaran dan CV yang general untuk semua perusahaan dan posisi.
Setiap perusahaan mempunyai standar yang berbeda mengenai CV dan lamaran yang masuk. Setiap posisi yang diiklankan juga memiliki kualifikasi yang unik dan berbeda-beda. Sesuaikan setiap surat lamaran dan CV Anda dengan posisi dan perusahaan. Buka surat lamaran Anda dengan nama yang bersangkutan atau HRD staff/ manager, daripada hanya sekedar posisi. Misalnya menuliskan : "Dear Mr. Subandito, HRD Manager", lebih baik daripada hanya menuliskan : "Dear HRD Manager" karena Anda memberikan sentuhan personal. Demikian juga dengan CV, sesuaikan keterampilan yang Anda miliki dengan kualifikasi yang disyaratkan oleh perusahaan.
Hanya fokus pada satu satu cara.
Mungkin Anda terlalu fokus pada pencarian informasi lowongan kerja di media Internet sehingga melupakan media cetak atau sebaliknya. Kombinasikan kedua media tersebut. Tidak semua perusahaan mengiklankan lowongan kerja di koran saja atau di Internet saja. Untuk respon yang maksimal biasanya perusahaan mengkombinasikan keduanya. Terbukalah terhadap akses informasi dari mana saja. Secara teratur belilah koran yang halaman lowongan kerjanya sudah terpercaya dan jadilah anggota portal lowongan kerja yang sudah terkemuka.
Tidak melakukan follow up.
Mungkin cara ini belum jadi budaya di Indonesia. Setelah wawancara, seringkali job seeker pasif menunggu sampai pihak perusahaan menelepon atau memberi kabar. Padahal untuk menunjukkan keseriusan dan antusiasme, tidak ada salahnya melakukan follow up setelah wawancara selesai. Jangan lupa tanyakan siapa yang harus Anda hubungi dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan follow up. Kepastian tentang pekerjaan juga membuat Anda lebih nyaman untuk menentukan langkah pencarian kerja selanjutnya.